Perubahan iklim dan pemanasan global saling berkaitan karena pemanasan global merupakan awal dari perubahan iklim yang drastis. Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
“Perubahan iklim bisa menyebabkan bencana, baik skala kecil maupun besar. Keduanya sangat berhubungan erat,” kata Mahdani Hamzah selaku Kepala SATSUSNAS BAGANA. (3/1).
Data BNPB, sebaran kejadian bencana alam per 1 Januari – 12 Desember 2024, menunjukan sebaran 1936 kejadian bencana di Indonesia didominasi oleh bencana hidrometeorologi sebesar 98,81%. Selebihnya adalah bencana geologi sebesar 1,19%. Bencana hidrometeorologi adalah bencana alam yang terkait dengan iklim dan cuaca ekstrem.
“Perubahan iklim perlu diwaspadai sebagai alarm terjadinya bencana.” Himbau Ndan Dani.
Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2024 diperkirakan mencapai 281,6 juta jiwa. Lembaga Alvara mencatat bahwa penduduk Muslim yang mengaku dekat dengan NU sebesar 59,2 persen, sedangkan orang yang mengaku menjadi anggota NU sebesar 39,6 persen.
Artinya, warga NU yang jumlahnya banyak dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia memiliki potensi terpapar dan terdampak kejadian bencana.
Pada setiap kejadian bencana, masyarakat menjadi korban dan sekaligus pelaku pertolongan pertama kepada korban sebelum bantuan dari luar datang. Karena berpotensi berperan ganda, masyarakat perlu dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan pengurangan risiko bencana.
Keterlibatan aktif dalam upaya pengurangan risiko bencana akan meningkatkan kapasitas dan mengurangi kerentanan yang terjadi sehingga kerugian akibat bencana dapat diminimalisir.
Ndan Dani kembali menerangkan. Kader kita tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bahkan sampai ke desa-desa. Penyebaran kader yang masif sampai ke tingkatan bawah, akan mempermudah pantauan ketika terjadi perubahan iklim maupun situasi tanggap darurat secara lebih cepat.
Selain itu, kader BAGANA diseluruh tanah air juga mempunyai kewajiban memantau wilayah sekitar tempat tinggal masing-masing terkait perubahan iklim, bencana alam maupun yang lain.
“Bersama-sama elemen masyarakat yang lain, BAGANA selalu siap mendampingi masyarakat jika terjadi situasi genting dan situasi yang membutuhkan respon cepat,” imbuhnya.