Denting bunyi mangkok beradu saat Ali Imron menyajikan bakso untuk pelanggan di gerobak dorong miliknya. Usaha Bakso Malang dirinya lakoni sembari mengabdi mengemban tugas sebagai Kepala Kesekretariatan Markas SATKORWIL BANSER Lampung.
Wirausaha kader dilakukan Ali untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, biaya komunikasi, dan memenuhi kebutuhan keluarga di rumah.
Selain itu wirausaha bagi kader penting.
“Ketika kader sudah memiliki usaha maka akan menjadi kader mandiri,” kata Ali di Kantor PW GP Ansor Lampung. (10/1).
Menurutnya, kader yang mandiri menjadi tidak tergantung bantuan operasional selama berkhidmat. Kebutuhan biaya operasional bisa dicukupi sendiri.
Mulanya, Ali teringat dan selalu terngiang di telinganya apa yang dikatakan Haidir Ibrahim waktu masih menjadi Ketua PW GP Ansor Lampung, “Bahwa manusia tidak bisa ujug -ujug menjadi sukses, semua on proses, jika hari ini belum maksimal artinya proses masih berjalan merubah sesuatu hari ini untuk masa depan yang lebih baik.”
Ali, menjadi BANSER sejak tahun 1999, ingin merubah nasib dirinya dengan berwirausaha. Membangun spirit yang lemah, membangun ghiroh untuk semangat mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Ali menyadari, tingkat pendidikannya rendah, tamatan Tsanawiyah. Maka perlu wirausaha dan jalur khidmat berorganisasi untuk merubah nasib seseorang.
Sikapnya ini juga dia tanamkan kepada kedua anaknya yang masih pelajar untuk giat mencari ilmu dan berkhidmat berorganisasi NU.
Ali meyakini, keberkahan diperoleh jika berkhidmat di organisasi namun tidak lupa pendidikan dan berwirausaha.
“Selain itu, berwirausaha tidak ikut kerja orang, menjadi bos bagi usahanya sendiri,” ucap Ali.
Saat ini, Ali mengelola usaha bakso keliling. Menjual bakso dengan gerobak dorong. Wilayah penjualannya seputar Gang Melati 1-7 dan perumahan Griya Kencana, tidak jauh dari kantor PW GP Ansor Lampung di Rajabasa. Maksimal perjalanannya 4 kilometer. Waktu berjualan dari pukul 13.30-20.00 WIB.
Waktu menjual bakso dalam 1 bulan terdapat 25 hari kerja dan ada 5 hari libur. Kadang juga tidak jualan karena ada tugas organisasi yang harus dilaksanakan.
Pendapatan dari menjual bakso menghasilkan rata-rata bersih Rp. 2,7 juta perbulan. Modal usaha Rp. 3 juta per bulan sehingga omset usaha bisa mencapai 5,7 juta.
Dipagi hari, menyiapkan bahan dan membuat bakso. Bahan dibeli dari pasar Tempel Bataranila.
Ali mengatakan, “Baksonya enak, menjadi favorit bagi pelanggan, kebanyakan pelanggan pelajar dan mahasiswa selebihnya masyarakat.”
Model pembayaran dapat cas dan melalui aplikasi QRIS. “Kekinian, kelebihan aplikasi ini tidak menggunakan biaya admin, nol.” Kata Ali.
Bakso dagangannya disukai dalam bentuk bakso tanpa kuah, “Karena enak sih!” Tegasnya.
Bahkan sudah ada memesan kiloan dengan syarat rasanya standar dan tidak berubah.
Resep dibuat sendiri dan bukan beli bakso dari pasar.
Bumbu dan tepung disiapkan sendiri. Daging dibeli ditempat penggilingan langsung. Adonan bakso dibawa pulang lalu dicetak sendiri.
Setiap harinya, menghabiskan 3-4 kg daging sapi dan ayam.
Mengenai resep bakso dia mau berbagi kepada siapa saja.
“Resep didapat dari hasil belajar, pengalaman menjadi karyawan penjual bakso, mengamati dan eksperimen sampai menghasilkan bakso enak,” ungkap Ali.
Produknya diberi nama Bakso Mix. Bakso Mix artinya gabungan antara daging sapi dan ayam.
Produk bakso dibuat memenuhi standar halal, enak dan jika dijual masih memiliki untung.
Bisa saja menggunakan daging sapi, tetapi menjadi mahal. Sedangkan kita melayani segmen pelajar dan mahasiswa.
Selain kemampuan membuat olahan bakso. Dia mengaku terampil membuat kuliner cendol dawet ayu, es kacang merah.
Lebih lanjut Ali menceritakan, bahwa awal mula melakukan usaha sembari berkhidmat. Memang, Ali bertempat tinggal di gedung PW GP Ansor Lampung.
Dia mengaku diminta oleh Ndan Tatang Sumantri dan Ndan Mamad Pribadi, petinggi Satkorwil BANSER Lampung di tahun 2022 lalu.
Tugasnya adalah menjaga kantor dan tak lama diangkat menjadi Komandan Kompi Markas.
Selama bertugas, Ali memberikan usulan kepada pimpinan PW GP Ansor Sahabat Tajudin M. Nur untuk dimodali untuk wirausaha. Waktu itu dia sebagai Asisten Perekonomian GP Ansor, belum menjadi Sekretaris.
Modal diberikan sebesar 6,5 juta untuk membeli gerobak, peralatan dapur dan bahan pada tahun 2023.
Dia berniat mengembangkan usaha dengan menyewa tempat usaha dan dikelola anaknya nanti sambil mencari ilmu.
Wirausaha dilakukan Ali sebagai perjuangan seorang kader sekaligus sebagai kepala keluarga untuk membiayai hidup keluarganya tanpa meninggalkan khidmat organisasi agar sukses dunia dan akhirat.