Banser Jakarta Selatan Tunjukkan Semangat Toleransi dan Dedikasi dalam Pengamanan Misa Kamis Putih


Jakarta Selatan, 17 April 2025 — Dalam semangat persaudaraan antarumat beragama, sebanyak 15 personel Satuan Koordinasi Cabang (Satkorcab) Banser Jakarta Selatan melaksanakan tugas mulia mengamankan jalannya Misa Paskah Kamis Putih di Gereja Katolik Santo Yohanes Penginjil, Jalan Melawai Raya No. 197, Jakarta Selatan.

Misa yang dihadiri oleh sekitar 3.000 jemaat ini berlangsung dalam tiga sesi, yaitu pukul 16.00, 19.00, dan 21.30 WIB. Kehadiran Banser sejak pukul 14.00 menjadi pemandangan yang mengharukan dan inspiratif, di mana para personel yang biasanya bertugas di lingkungan Nahdlatul Ulama, kini hadir dalam barisan terdepan menjaga kelancaran dan ketertiban umat Kristiani yang sedang menjalankan ibadah suci.

Para personel Banser tidak hanya bertugas menjaga keamanan, tetapi juga aktif dalam mengatur lalu lintas, membantu penyeberangan jemaat, serta mengarahkan umat yang hendak mengikuti misa ke lokasi yang tepat. Di tengah padatnya arus kendaraan dan membludaknya jemaat, Banser menunjukkan sikap sigap, ramah, dan penuh dedikasi tanpa kenal lelah.

Kasatkorcab Banser Jakarta Selatan, Ali Subchan, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh anggotanya yang telah menunjukkan semangat pengorbanan, keberanian, dan komitmen dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman.

“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi dan pengorbanan para anggota Banser yang hari ini telah menunjukkan wajah Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam yang melindungi dan merangkul,” ujar Ali Subchan dengan penuh haru.

Aksi pengamanan ini bukan hanya menjadi wujud nyata dari nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan, namun juga simbol bahwa Indonesia berdiri kokoh di atas semangat gotong royong dan saling menjaga antarumat beragama.

Di tengah riuh ibadah dan lalu lintas yang padat, Banser Jakarta Selatan hadir sebagai pahlawan tanpa tanda jasa—mengingatkan kita semua bahwa keberanian bukan selalu tentang melawan, tapi juga tentang menjaga, mengayomi, dan merawat kebersamaan.

Sebuah aksi sederhana, namun sarat makna. Sebuah cerita yang layak dikenang sebagai potret indah toleransi Indonesia.